Senin, 17 September 2012

Zat Gizi Tempe

Siapa yang ngga doyan tempe? Hmmm rasa-rasanya masyarakat Indonesia sudah sangat mendarah daging dengan makanan tempe ini bahkan sampai dikenal dengan makanan semua kalangan di Indonesia. Terkadang tanpa kita sadari kita melupakan manfaat dari tempe ini karena seringnya dia hadir dalam menu makan masyarakat kita. Padahal tempe adalah salah satu makanan yang kaya manfaat jika diolah dengan benar.

Tentunya sudah banyak yang tahu ya, bahwa tempe merupakan produk fermentasi, tempe dibuat melalui 3 tahap, yaitu :
  1. Hidrasi dan pengasaman biji kedelai dengan cara direndam (biasanya direndam semalam)
  2. Perebusan atau pengukusan biji kedelai
  3. Fermentasi dengan menggunakan jamur tempe. Jamur tempe yang banyak digunakan adalah Rhizopus oligosporus.
Proses pengolahan ini memberikan dampak yang baik bagi tempe karena tempe mampu mengeluarkan enzim yang akan memecah lemak menjadi asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh (asam lemak dalam tempe ini tidak dapat dibentuk sendiri oleh tubuh), diantaranya asam linolenat, asam linoleat, dan asam oleat. Selain itu tempe mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi. Protein pada tempe dapat dimanfaatkan secara maksimal sebanyak 56% dari total yang dikonsumsi.




Kabar baik lagi bagi penggemar tempe bahwa tempe juga mengandung kadar zat besi yang cukup tinggi yakni mencapai 30% dari kecukupan zat gizi yang dianjurkan setiap hari (26 mg). Keunikan zat besi pada tempe adalah bahwa zat besi dalam tempe lebih mudah diserap dibandingkan zat besi dari sumber pangan nabati lainnya.

Kandungan kalsium dalam tempe juga tidak bisa diabaikan karena memenuhi sekitar 50% dari total anjuran kebutuhan kalsium setiap harinya. Tempe juga dikenal mengandung enzim SOD (superoksida dismutase) yakni enzim yang berperan dalam mengendalikan radikal bebas yang dapat memicu terjadinya kanker.

Dalam sebuah penelitian, tempe disebutkan mampu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Selain itu tempe mempunyai kemampuan untuk menghambat pembentukan kolesterol pada tahap awal. Tempe juga mampu merangsang fungsi kekebalan tubuh terhadap bakteri E. Coli yang dapat menyebabkan diare. Dalam sebuah penelitian, disebutkan bahwa konsumsi tempe mampu menurunkan kejadian diare pada pasien anak yang terserang diare.

So, kalau anak sedang diare (atau orang tuanya juga kena diare) konsumsi tempe sangat dianjurkan. Anjuran konsumsi tempe ini uga tentunya memperhatikan cara pengolahan yaaa..

Cara mengolah tempe yang dianjurkan adalah dengan dikukus, ditumis, direbus. Sebisa mungkin kurangi mengolah tempe dengan digoreng karena akan mengubah kandungan gizinya selama proses pengolahan. Mmm, ya ngga lucu kan ya, kalau konsumsi tempe untuk menurunkan kolesterol tapi ngolahnya digoreng :D.

Ngga nyangka kan, kalau manfaat tempe begitu besar? Yuk, konsumsi tempe yang diolah dengan cara yang benar, jangan kebanyakan tempe gorengnya :D

Oiya, mulai sekarang jangan deh pakai istilah “mental tempe” untuk mengejek orang lain karena tempe itu sebenarnya kaya manfaat, banyak zat gizi yang dikandung tempe. Kalau disebut "mental tempe" harusnya punya banyak manfaat kayak tempe beneran :D


Sumber: buku Antioksidan karangan Prof. Dr. Ir. Sri Kumalaningsih, Mapp.Sc.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar