Kamis, 13 Desember 2012

12 Petunjuk untuk Melakukan Responsive Feeding pada Anak

Selamat siang para pembaca :) Lama sekali kayaknya tidak menulis di blog ini (padahal baru 1 pekan) hehe..

Mohon maaf karena belum bisa melanjutkan menulis tentang faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan (tumbang) pada anak yang bagian 2 ya. Bagian 1 tentang tumbang anak bisa Anda baca [klik di sini].

Baiklah, kali ini saya mau menulis tentang bagaimana upaya-upaya agar para ayah bunda, ummi abi, mama papa, mamah papah, ibu bapak, ayah mama bisa mempraktikkan responsive feeding. :)

Sebelumnya tentang responsive feeding pada anak bisa Anda baca [klik di sini].

Langsung saja yaaa, berikut ini adalah beberapa petunjuk yang mungkin bisa membantu Anda untuk mempraktikkan responsive feeding pada anak.


  1. Anak-anak menyukai makanan yang simpel/sederhana, aroma dan rasanya tidak terlalu menyengat, dan harus dilatih agar mudah beradaptasi dengan variasi bubur/sayuran dan buah.
  2. Siapkan MPASI yang cukup kental sehingga tetap bisa memenuhi kebutuhan tubuh meskipun jumlah makanan yg diberikan sedikit. Hal ini disebabkan karena kapasitas lambung anak yang masih terbatas.
  3. Pemberian susu atau sari buah terlalu banyak menyebabkan asupan makanan padat berkurang sehingga anak sulit naik berat badannya.
  4. Pada umumnya batita sulit menerima rasa makanan yang baru sehingga perlu diadakan "uji coba" beberapa kali dalam porsi yang kecil.
  5. Hampir sama dengan rasa baru, anak-anak juga sulit menerima jenis makanan baru. Maka perlu diulangi terus hingga anak-anak mau menerima makanan baru dna tentu saja hal ini membutuhkan kesabaran yang besar yang penting jangan terlalu takut untuk mencobakan jenis makanan baru pada anak Anda. 
  6. Seringkalai anak-anak menolak makan karena terlalu letih dan kurang aktif. Hindari juga forced feeding, karena anak-anak yang sehat pasti mau makan tanpa bujukan.
  7. Saat menyajikan makanan pada anak, biasakan memberikan porsi yang kecil karena anak-anak akan merasa senang jika mampu menghabiskan makanannya, jika merasa kurang, anak-anak pasti minta nambah, insyaAlloh.. hehehe..
  8. Ajari anak makan bersama, menikmati family time. Berhati-hatilah saat berkomentar terhadap makanan saat menjalani sesi ini karena anak-anak akan mudah menirukan apa yang Anda ucapkan. Ingat bahwa anak-anak adalah "peniru ulung".
  9. Kekhawatiran orang tua akan mempengaruhi emosi anak, tingkat emosi yang tinggi akan meningkatkan asam lambung lalu mengganggu sistem pencernaan. Itulah kenapa orang tua harus belajar mengendalikan emosi. :)
  10. Berhati-hatilah saat memberikan perhatian yang berlebihan pada anak, terlalu memanjakan, ataupun memproteksi anak secara berlebihan karena hal ini akan bisa "dimanfaatkan" oleh anak dengan "berakting" sulit makan untuk mendapatkan perhatian dari orang tuanya.
  11. Ingat bahwa nafsu makan bersifat dinamis, mudah berubah-ubah jadi wajar bial pada waktu tertentu anak tidak mau makan dengan menu makanan yang disiapkan atau hanya mau makan di dengan bermain di luar rumah, hal seperti ini bisa Anda kendalikan oleh diri Anda sendiri sebagai orang tua.
  12. Monitor selalu pertumbuhan dan perkembangan anak, jika anak sulit makan dalam jangka waktu yang lama maka dan mengganggu kualitas anak, maka sebaiknya anak mengkonsultasikan dengan ahlinya.
Sekian dahulu artikel kali ini, semoga memberikan manfaat kepada Anda semuanya, saatnya saya mau visite ke pasien yang butuh konsultasi gizi dahulu, hehehe.. curcol nih..


Sumber: Buku PediaTweet Kicauan @dokteranakkita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar