Selasa, 18 September 2012

Tips untuk Mengurangi Nyeri Haid

Pagi hari ini saya ingin menuliskan mengenai perbincangan saya dengan seorang teman yang berprofesi sebagai dokter umum, namanya dr. Purwadhani Sophia Nurhandini lebih akrab dipanggil dr. Dhani.

Beberapa waktu yang lalu saat kami bertemu, saya menanyakan tentang nyeri haid yang rutin hampir setiap bulan saya alami. Walaupun tidak sampai membuat saya terbaring di tempat tidur seharian penuh, ternyata nyeri haid ini cukup mengganggu aktifitas saya sehari-hari jika sedang datang bulan. Menurut dr.Dhani, wanita yang sedang haid karena terjadi peningkatan hormon estrogen.




Hormon estrogen inilah yang menyebabkan vasokonstriksi (penyempitan pembuluh darah). Nah, pembuluh darah yang menyempit inilah yang pada akhirnya menyebabkan rasa nyeri yang menyerang hampir di seluruh bagian tubuh wanita yang sedang haid.

Pada wanita yang jarang melakukan aktifitas tubuh (olahraga), maka secara teori rasa nyeri akan semakin meningkat karena pembuluh darah kurang terbiasa dengan penyempitan karena efek hormon estrogen pada saat haid sehingga aliran darah juga tidak lancar dan ini memperburuk rasa nyeri.

Nah, sudah sedikit tahu kan apa penyebab nyeri saat haid termasuk rasa pegal-pegal di beberapa bagian tubuh? Yap, penyempitan pembuluh darah itulah yang membuat otot tegang dan nyeri saat haid. Maka dari itu, salah satu upaya kita untuk mengurangi rasa tidak nyaman itu adalah dengan mengupayakan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yaitu aktifitas yang berlawanan dengan penyempitan pembuluh darah (vasokonstriksi).

Caranya, antara lain:

  1. Memijit bagian yang tegang (hindari area perut)
  2. Menghangatkan bagian yang sakit atau nyeri
  3. Konsumsi minuman yang hangat (sebisa mungkin kurangi minuman dingin)
  4. Konsumsi beberapa potong coklat (bisa membantu tubuh lebih rileks)
  5. Olahraga cukup dan teratur untuk melatih otot dan pembuluh darah agar peredaran darah lancar.

Okei, selamat mencoba bagi pembaca yang mempunyai masalah saat nyeri haid.
:)



Sumber: dr. Purwadhani Sophia Nurhandini, Agustus 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar